Selasa, 19 Februari 2013
si TOLE,
Tole…
Begitu nama panggilannya dirumah dan dilingkungan rumah kami dikampung. Sebenarnya Tole hanyalah sebuah nama panggilan sayang bagi kami orang Jawa untuk anak atau adik laki-laki. Nama dia sebenarnya Wahono, nama yang cukup singkat, juga nama yang membuat Tole kadang marah pada Bapak Ibuku, katanya nama itu terlalu singkat dan Jowo banget. Namun, karena sejak dia baru lahir hingga detik ini selalu dipanggil dengan nama Tole, hingga aku dan keluargaku menjadi canggung dan aneh jika harus memanggil dia Wahono. Bahkan saking tidak sukanya dia pada namanya, kadang jika dia punya teman baru, dia memperkenalkan dirinya dengan nama Erick. Makanya, ada sebagian temannya yang lebih mengenal dia dengan nama itu. ^^
Aku punya beberapa orang yang aku sayangi atau lebih tepatnya orang yang selalu aku cemaskan, aku khawatirkan, salah satunya adalah adik kecilku, adik bungsuku, si Tole. Dari 6 saudaraku, dialah anak laki-laki satu-satunya. Mungkin karena itulah, perasaan tanggung jawabku kepadanya terasa lebih besar dibandingkan untuk saudaraku yang lainnya.
Tole, selalu menjadi adik kecil bagiku sekalipun saat ini usianya sudah 17. Adik kecil yang selalu membuatku sedih dan ingin meneteskan air mata jika melihatnya. Tole, si bungsu yang selalu terlihat tegar dihadapan teman-temannya,yang selalu terlihat kuat dan mandiri, yang selalu ingin menolong orang lain sekalipun dia sendiri dalam keadaan yang membutuhkan, yang selalu berpura-pura tak rindu pada rumah juga pada bapak ibuku saat jauh. Namun, betapapun itu ia lakukan, tetap tak bisa mengelabui pandanganku terhadapnya. Dia tetaplah adik kecilku, adik bungsuku yang selalu manja pada aku, pada orang tuaku dan pada kakak-kakakku.
Saat ini dia terbaring lemas di kamar kosanku. Sudah seminggu dia sakit. Dan aku menjadi kakak yang merasa paling tak berguna karena tak bisa membawanya ke dokter. Aku tak punya cukup uang. Saat dia merintih kesakitan, saat itu pula ingin rasanya aku mati karena tak sanggup melihatnya dan karena tak banyak yang bisa aku lakukan. Aku hanya bisa memberinya obat biasa, dan bukan obat dari resep dokter.
Saat ini, aku dan Tole sama-sama ada di kota Makassar. Kota yang sebenarnya sangat asing bagi kami. Sebenarnya kami tak tinggal serumah, hanya saja saat ini Tole benar-benar sedang sakit dan tak ada yang bisa merawatnya. Hanya aku satu-satunya keluarganya disini. Makanya, aku membawa dia untuk tinggal bersamaku sementara waktu. Toleku sedang sakit gigi, sakit gigi yang tak tertahankan sakitnya, sakit yang juga membuat gusi dan pipinya membengkak, sakit yang membuat adik kecilku yang paling tampan hanya mampu mencerna bubur selama sakitnya, sakit yang selalu saja tak bisa membuatnya terlelap di malam hari dan merintih kesakitan. Benar-benar menyayat hati melihat dia seperti itu.
Seperti malam kemarin, malam ini aku tak ingin tidur, aku ingin menjaga Tole, aku ingin tetap siap saat Tole tiba-tiba membutuhkan sesuatu. Aku hanya takut, ketika aku tertidur, adikku tak tega membangunkan aku untuk meminta tolong ini itu. Aku juga takut tak mendengar saat dia merasa kesakitan. Ku putuskan untuk tetap terjaga. Hanya ini yang bisa aku lakukan sebagai tanggung jawab seorang kakak, juga untuk meredakan kecemasan Bapak Ibuku di kampung terhadap sakit adikku.
Adik kecilku, cepat sembuh, jangan sakit lagi… :’(
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar