KISAH SI BOTTO DAN SI BUCCU
Alkisah sepasang anak manusia. Berawal dari seorang gadis yang mempunyai sahabat tetapi sama sekali tak pernah ia jumpai. Perkenalannya berawal saat bulan ramadhan 2008 yang lalu. Si Gadis tiba-tiba mendapatkan telepon dari seorang pemuda menggunakan nomor yang tak pernah tersave di kontak Hpnya. Kemudian si Pemudapun memperkenalkan siapa dirinya dan si gadis dengan sangat ramah menerima perkenalan itu. Sejak saat itulah si pemuda dan si gadis mulai akrab walaupun hanya melalui handphone. Hari demi haripun berlalu hingga sampailah pada suatu hari yang sangat bersejarah bagi si gadis.
Tepat di awal tahun, 01 januari 2009 si pemuda berjanji untuk menemui si gadis di rumah kosnya. Tanpa berpikir panjang si gadis ini langsung saja meng-iya-kan tawaran si pemuda untuk bertemu dengannya. Detik-detik yang menegangkan itupun akhirnya datang juga. Dengan penuh rasa penasaran, deg-degan, dan grogi, si gadis menunggu kedatangan si pemuda. Sampai2 saking tak sabarx menunggu, si gadis memanjat jendela ruang tamu kosnya untuk memastikan setiap orang yang datang. Dan yang lebih parahnya, karna rasa paniknya si gadis sampai lupa mengganti bajunya dan lupa untuk membersihkan wajahnya yang sudah sangat kusam.
Gubrak!!! Tok...tok..tok...
“Assalamualaikum...” tiba2 saja terdengar suara dari balik pintu ruang tamu. Mateminja...
Tak salah lagi, dialah pemuda yang daritadi ditunggu oleh si gadis. Dibukanya pintu dan dipersilahkanlah si pemuda masuk. Dengan penuh basa-basi yang ga penting banget si gadis mulai menanyakan hal-hal kecil pada si pemuda. “mmm...darimana tadi?, sama siapa? Kok sendirian ajjah, temen2x dimana?,mau menghabiskan malam taun barunya dmn?,bla...bla...bla...”. si gadis mulai salting karena si pemuda nampak sangat dingin, cool dan bicara jika ditanya aja. Si pemuda hanya sibuk mengutak-atik Hpnya yang sebenarnya ga pernah berdering.
Huuuuuffffttt.....
“Heran decgh, padahal selama beberapa bulan saling kenal dan berbicara lewat telpon, ga pernah sekikuk ini,”gumam si gadis.
45 menit berlalu, si pemuda kemudian meminta ijin untuk segera pulang dengan alasan telah ditunggu oleh sodara2nya dirumah omnya. Si gadispun tak bisa berbuat apa-apa. Tak mungkin bagi si gadis menahan si pemuda untuk tetap tinggal di kursi ruang tamu kosannya.
Setelah pertemuan tersebut, si gadis tak yakin kalo si pemuda masih mau berkawand dengannya. Apalagi jika dia ingat pertemuannya dengan si pemuda sangat ga menjanjikan. Ancur banget, baju tidur + muka kusam. Tanpa polesan sedikitpun. Tapi, takdir berkata lain. Selang 3 hari dari pertemuan itu, si pemuda kembali menghubungi si gadis. Menanyakan kabar dan keberadaan si gadis. Dan anehnya si pemuda menawarkan diri untuk menjemput si gadis yang saat itu sedang ada kegiatan di salah satu Hotel berbintang di Makassar.
Akhirnya, bertemulah si pemuda dan si gadis untuk kedua kalinya di simpang 4 bundaran antara jalan Kumala dan pasar pa’baenk2. Mereka menjadi semakin akrab, apalagi sejak saat pertemuan keduanya itu keduanya mempunyai panggilan khusus. Si pemuda memanggil si gadis dengan sebutan BUCCU dan sebaliknya, si gadis memanggil si pemuda dengan sebutan BOTTO. Tanpa disadari hubungan mereka sudah semakin erat saja. Hingga sampai pada suatu malam yang benar2 sangat AMAZING.
03 FEBRUARY 2009, si pemuda menelfon si gadis pukul 24:05 dan bercerita panjang lebar, bla..bla...bla... bercanda dan sedikit menggombal si gadis. Satu jam berlalu dan pembicaraan si pemuda mulai membahas masalah hati dan perasaannya pada si gadis. Si gadis dengan sedikit tersipu2 sendiri dibalik suaranya itu, tak memungkiri kalau sebenarnya dia juga merasakan apa yang pemuda itu rasakan. Jam menunjukkan 01:55 dini hari, si pemudapun akhirnya mengungkapkan jika dirinya ingin menjadi kekasih untuk si gadis dan dengan lugu si gadis menyambut hangat perasaan si pemuda.
Bulan pertama jadian hubungan mereka sangat harmonis, layaknya sepasang sejoli. Bahkan jarak dan waktu yang memisahkan mereka tak menjadi satu kendala berarti bagi si gadis. Maklum... hubungan yang mereka jalani adalah hubungan JARAK JAUH. karena keduanya berada di tempat dan daerah yang berbeda. Masuk pada bulan kedua, hubungan mereka semakin samar-samar. Tak jelas. Si gadis yang lugu dan percaya penuh pada si pemuda mulai menemukan keganjilan-keganjilan pada sikap dan sifat si pemuda. Pertemuan mereka yang seharusnya mesra hanya diwarnai pertengkaran saja. Saat bertemu, si gadis selalu saja mendapati sms-sms dari cewek-cewek yang isinya semua menggunakan kata-kata sayang.
NIDA, AYU, POPPY, DHANI, RISNA, nama-nama itu satu persatu muncul sebagai pacar-pacar si pemuda, atau dengan kata lain sebagai selingkuhan. Sakit rasanya hati si gadis. Masih sangat jelas di ingatan si gadis ketika ia datang ke kota si pemuda dan yang ia dapati hanyalah sosok pemuda yang lihai bersilat lidah. Yang si gadis bisa lakukan hanyalah menangis dan menyesali pertemuannya dengan si pemuda yang terus-menerus mengkhianati cintanya.
Namun, kemudian si pemuda datang lagi padanya dan meminta maaf untuk tidak mengulangi kesalahannya. Dasar si gadis lugu nan bodoh, begitu saja dia memafkan kesalahan si pemuda tanpa curiga. Hari-hari berlalu sedangkan perasaan cinta dan sayank si gadis kepada si pemuda setiap detik semakin bertambah dan tak bisa di bendung. Dan seiring dengan hal itu, kebohongan demi kebohongan si pemuda terus saja terungkap. NOVI, RAHMI, DEWI, AINA, AFNI, sederetan nama-nama itu membuat pikiran si gadis jadi kacau.
Tapi lagi, lagi dan lagi si gadis masih terus memaafkan si pemuda dengan harapan kekasihnya bisa berubah dan menyadari kekhilafannya tersebut. Dengan sangat berat dan tertatih-tatih, si gadis berusaha mempertahankan hubungannya itu. Kadang-kadang si gadis harus menutup telinga rapat-rapat jika mendengar teman-temannya membicarakan hal-hal buruk tentang kekasihnya. Kadang pula si gadis harus membutakan matanya sejenak jika mendapati sms-sms mesra dari gadis-gadis lain yang muncul di inbox dan sent item HP kekasihnya. Walaupun dengan sangat susah hati si gadis ini berusaha sebisa yang ia mampu untuk menyembunyikan rasa yang sudah bercampur aduk dalam hatinya. Antara sedih, kecewa, cemburu, semuanya jadi satu.
Empat bulan pun berlalu, entah sudah berapa banyak gadis yang telah menjadi kekasih gelap kekasihnya. Si gadis tak tau. Rasa sayang yang terlalu dalam benar-benar telah membutakan mata si gadis atas sifat jelek kekasihnya.
Sampai pada suatu hari dimana terungkap lagi sebuah kebenaran yang sangat menyakitkan untuk si gadis. MURNI, sebuah nama seorang gadis yang mengaku telah menjalin hubungan selama setahun dengan kekasihnya. Si gadis kemudian tersadar, bahwa ternyata selama ini ia juga hanyalah SELINGKUHAN dari kekasihnya. Sejak saat itu, si gadis berusaha sekuat hati untuk meninggalkan kekasihnya. Namun, entah apa yang telah merasuki pikiran si gadis sampai-sampai ia sama sekali tak bisa melupakan kekasihnya tersebut. BOTTO yang sangat ia sayangi. Dengan bermodalkan janji yang diucapkan BOTTonya untuk benar-benar tidak akan mengulangi kesalahannya, akhirya si gadis memaafkan dan memaafkannya lagi.
Akhirnya, sampai pada bulan ke sembilan hubungannya dengan kekasihnya itu, si gadis mengira tak akan ada lagi kejadian serupa lagi yang akan dia alami kedepan dalam hubungannya.
Tapi ternyata...... dugaannya salah besar!!! Lagi, lagi dan lagi kekasihnya berbuat serong. Kadang terbesit pertanyaan dalam batin si gadis, “apa sebenarnya arti semua ini???, apa sebenarnya yang kekasihnya cari dengan menyakiti hatinya tanpa henti?, apa yang harus dia berikan lagi untuk kekasihnya, agar kekasihnya sadar bahwa selama ini perbuatannya telah benar-benar menguras kesabaran dan maaf darinya?”.
Nama ERNA dan RHINA kemudian muncul sebagai sosok yang sangat di benci oleh si gadis. Bagaimana tidak?! Mereka benar-benar mampu mengacaukan hubungan yang hampir setahun si gadis pertahankan mati-matian. Dan yang lebih kacaunya lagi, kekasihnya malah lebih memihak kedua orang tersebut. Masih tersave dalam otak si gadis (si buccu), Rhina yg sebelumnya pernah berjanji pada dirinya untuk tidak jatuh cinta pada kekasihnya ternyata juga membohonginya. Ini terungkap ketika tanpa sengaja si buccu ini chat dengan si rhina menggunakan akun milik kekasihnya. Tiba-tiba rhina menyapa dengan panggilan sayang. Setelah sedikit dipancing-pancing olehnya akhirnya terungkap juga kalo ternyata rhina jatuh cinta dan mau jadi kekasih untuk kekasihnya. Tanpa tau kalo sebenarnya yang sedang dia ajak chat adalah si buccu kekasih dari si botto.
Namun begitu rhina tau kalau yang dia temani chat sebenarnya adalah si buccu, tanpa terkendali rhina melontarkan kata-kata yang tak pantas pada si buccu. Padahal rhinalah yang salah. Sejak saat itulah, si buccu sangat sangat membenci sosok rhina yang ternyata bermuka dua. Kebencian itu bertambah ketika si buccu tau kalau rhina ternyata pernah diajak ke rumah salah satu keluarga si botto. Hancur hati si buccu. Buccu tak tau lagi apa yang harus ia lakukan.
Begitupun dengan si Erna. Tak jauh berbeda dengan si Rhina. Tapi sebenarnya itu semua bukan salah mereka. Si buccu merasa itu semata kesalahan dirinya yang memiliki sejuta sayang untuk si botto. Dan kesalahan si botto yang tak pernah sadar. Pikiran si buccu saat itu benar-benar kacau. Semua pekerjaan dia abaikan, kuliahnya berantakan, hubungan silahturahmi dengan teman-temannya juga ga bisa diharapkan. Teman-teman si buccu sudah bosan mendengar curhatan2nya. Si buccu dimata teman-temannya hanyalah seorang gadis lugu dan bodoh yang mudah dipermainkan oleh si botto. Mereka benci kepada si buccu karna selama ini segala saran yang mereka berikan pada si buccu selalu saja diabaikan. Teman-teman si buccu selalu bilang, si botto adalah tipe pemuda “LIER”, ga akan pernah puas dengan satu wanita saja. Si buccu pun tak bisa berbuat apa-apa lagi, ia tak mungkin memungkiri kalo sebenarnya ada rasa benci pada si botto. Walaupun semuanya selalu saja tertutupi oleh rasa sayang yang teramat dalam dari si buccu.
Berulang kali tersakiti tapi si buccu tetap saja mau memaafkan si botto. Walaupun sebenarnya diapun agak ragu, apakah semua yang dia lakukan pada akhirnya akan mendapatkan hasil seperti yang dia harapkan. Rasa sayangnya membuatnya tetap tegar dan bangkit kembali. Hanya satu keinginannya pada si botto, si buccu hanya ingin suatu hari nanti kekasihnya itu bisa menyadari kesalahannya dan menjadi sosok laki-laki yang lebih bertanggung jawab. Itu saja. Bahkan hampir di setiap sujudnya, buccu selalu berdoa untuk bottonya agar dia selalu dijaga dan selalu berada di jalan yang TUHAN ridhoi. Apapun yang selama ini si buccu lakukan dan berikan pada si botto semata-mata hanya ingin si buccu tetap melihat senyuman di wajah kekasihnya. Walaupun terkadang si buccu merasa kerja keras dan usahanya untuk si botto tidak dihargai tp si buccu tetap bersabar.
Bagaikan Pungguk Merindukan Bulan...
Usahanya benar-benar nihil. Si botto semakin menjadi-jadi. Benar-benar tak pernah ada kata STOP bagi botto untuk tidak berhubungan dengan satu wanita saja.
WULAN,gadis yang sempat si botto kenalkan beberapa waktu yang lalu pada si buccu ketika sepupu si botto sedang sakit, dan si botto mengakuinya sebagai mantan kekasihnya semasa kuliah di Makassar, mendadak namanya menjadi fenomenal dalam kehidupan si buccu.
Flashback saat pertama kali si buccu bertemu dengan si Wulan di kosannya. Berawal saat si buccu sedang jalan-jalan sore bersama si botto di rumah kos teman si botto. Tapi tiba-tiba si botto mendapat telfon dan mereka berdua bergegas ke rumah kos sepupunya si botto yang sedang sakit waktu itu.
Mungkin peristiwa ini tak pernah lagi ada dalam ingatan si botto. Tapi tidak dengan si buccu. Si buccu ingat sekali saat mereka berdua sampai dikosan sepupunya si botto yang ternyata satu kos dengan si Wulan. Saat botto masuk ke kamar sepupunya, si buccu hanya dibiarkan menunggu dan berdiri sendirian di halaman depan kos sepupunya, tanpa ada niat sedikitpun si botto mengajak masuk si buccu ke dalam kamar kos sepupunya. Si buccu yang saat itu belum menyadari kalau ternyata didalam kamar sepupu kekasihnya ada gadis lain yang menantikan kehadiran si botto hanya menjadi sosok yang sangat asing di tempat tersebut.
Dan tiba-tiba dengan sangat buru-buru si botto keluar dari kamar sepupunya dan menyuruh si buccu untuk naik ke lantai atas rumah kos sepupunya dan menyuruhnya menunggu disana. Si buccu menurut saja. Tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Kemudian si botto mulai sibuk kembali dan masuk ke kamar sepupunya.
Hhhhhhh.... si buccu hanya bisa menghela nafas dalam-dalam saat itu.
Untuk beberapa waktu lamanya si buccu menunggu di teras lantai 2 rumah kos sepupu si botto, akhirnya si botto mengajak si buccu masuk ke dalam mobil karna sepupu si botto harus segera di bawa ke Rumah Sakit. Saat semua yang ada disana sudah duduk dan berada di dalam mobil, si botto malah menyuruh si buccu duduk di kursi paling belakang, sendiri. Saat itu, si bottolah yang menjadi juru kemudi, dan disamping si botto duduk seorang ibu-ibu yang mungkin saja ibu kos dari sepupunya. Di kursi tengah ditempati oleh Bulan (sepupu si botto), Wulan, dan seorang temannya yang si buccu sudah lupa syapa namanya. Miris rasanya jika si buccu mengingat peristiwa itu kembali. Si Buccu layaknya kambing congek yang duduk dan diam sendiri di belakang.
Sesekali wulan dan temannya yang saat itu belum sempat berkenalan dengan si buccu menanyakan hal-hal klise pada si buccu. “eh syapa namata’? orang manaq? Kuliah dimanaq?,” namun, sesekali juga si wulan dan teman-temannya menyindir halus si buccu menggunakan bahasa Inggris. Saat itu, si buccu mulai tak suka pada kelakuan si wulan dan teman-temannya.
Hingga sampailah rombongan di Rumah Sakit Labuang Baji’ (nama salah satu RS di makassar). Di sanalah suasanya yang lebih tidak nyaman lagi bagi si buccu tercipta. Wulan dan temannya yang katanyaaaaaaaaaaaa kuliah di jurusan bahasa inggris UNM, mengejek si buccu yang memang malam itu sudah sangat lelah dan lusuh. Si buccu hanya bisa mendengar setiap ocehan demi ocehan dari mulut gadis yang benar-benar membuatnya naik pitam. Namun, si buccu hanya bisa bersabar dan pura-pura bodoh dengan semua bahasa asing yang ia dengar saat itu. Si buccu sadar betul posisinya saat itu yang hanya seorand diri dan menjadi orang yang paling aneh karna tak satupun orang yang berada disana ia kenal. Satu-satunya orang yang ia kenal hanyalah si botto, kekasihnya. Dan sialnya kekasihnya pun sibuk kesana-kemari karna ada yang harus dia kerjakan.
Malampun semakin larut, suasana tak nyaman yang semakin mengharu birupun semakin parah. Si buccu hanya bisa duduk di teras kamar rumah sakit sendiri sambil menunggu kedatangan kekasihnya. Wulan dan temannya yang saat itu menemani sepupu si botto didalam kamar RS pun sama sekali tak mengajak si buccu untuk masuk. Si buccupun tak mau masuk karna gengsi dan ketakutannya dibilang SKSD (sok kenal sok dekat).
Jam menunjukan pukul 24:00, namun si botto tak kunjung datang. Si buccu sudah ingin sekali pulang ke kosnya. Tapi itu tidak mungkin, karna rumah kosnya tertutup pukul 23:00. Akhirnya mengerahkan kesabarannya yang tersisa, si buccu tetap menunggu si botto di teras kamar RS.
Yang ditunggupun akhirnya tiba. Si botto datang dengan membawa makan malam untuk para penjaga sepupunya di RS. Namun tak lama kemudian si botto kembali meninggalkan RS, dia harus mengambil baju untuk sepupunya, tikar, karpet dan selimut. Saat si botto sedang pulang mengambil itu semua, Bulan (sepupu si botto) dan para dayang-dayangnya membuka bungkusan nasi yang sudah disediakan untuk makan malam. Si buccu tetap saja tak bergeming dari tempat duduknya. Dan seorang ibu-ibu yang disinyalir adalah ibu kos si bulan mencoba memanggil dan mengajak si buccu untuk sama-sama menikmati makan malam kala itu. Namun dengan sangat lirih dan sedikit malu-malu, si buccu menjawab tawaran ibu itu dengan jawaban yang dia usahakan agar terdengar seramah mungkin...”iye”.
Namun dengan sangat sigap si wulan langsung saja nyeletuk...”na tunggu tawwah kekasinya....”. Perasaan benci, jengkel, sebel, illfeel dan mua-muanya bercampur jadi satu sangat dirasakan si buccu pada diri si wulan gadis galeter yang merasa dirinya paling cantik, paling seksi sedunia, tak sesuai kenyataan.
Si botto akhirnya muncul juga, dan dia bertanya pada si buccu apakah si buccu sudah makan malam atau belum. Si buccupun menggeleng, pertanda dia belum makan malam. Akhirnya mereka berduapun makan bersama. Penuh tatapan sinis dan sedikit bisik-bisik tetangga wulan dan teman-temannya terus memandangi si buccu dan si botto yang sedang menyantap makanan.
Seusai makan, semuanya bersiap-siap untuk tidur karena malam juga sudah mulai larut. Tikar dan karpet mulai dibentangkan. Masing-masing mengambil posisi nyaman untuk dirinya. Namun kondisi tak nyaman masih sangat dirasakan oleh si buccu. Si buccupun berusaha beradaptasi dengan lingkungan yang semakin panas. Mencoba memejamkan mata tapi tak bisa.
Menjelang subuh, si botto meminta izin pada si buccu untuk melepas penat di pantai. Sempat terlontar ajakan si botto pada si buccu tapi kemudian ia tak jadi mengajak si buccu pergi dan menyuruhnya kembali tidur. Si buccu menurut saja. Hingga pagi menjelang, si buccu tetap saja tak bisa memejamkan matanya. Dan akhirnya waktu yang dinanti-nantikan si buccupun tiba, pulaaaaaaaaaaaaaaaaaaang ke kos dan merehatkan pikirannya yang sempat panass. Semalam bersama orang-orang asing dan aneh membuat si buccu harus mandi sebersih mungkin sesampainya di kosannya. ^_^
Siapa yang menyangka, Wulan, gadis yang dikenalkan pada si buccu beberapa bulan silam sebagai mantannya si botto ternyata sampai detik ini masih tetap menjalin hubungan dengan si botto, pacar si buccu. Semuanya di luar dugaan si buccu.
Si botto selama ini yang selalu mengumbar janji untuk tidak akan lagi mengkhianati cinta si buccu ternyata masih tetap saja bermain hati dengan wanita lain. Balikan dengan mantan pacarnya, si Wulan, dan mengaku hubungannya dengan si buccu sudah berakhir. Aaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrggggggggghhhhhhhhhh!!!
Betapa sakitnya hati si buccu mengetahui itu semua. Menangis, menangis dan menangis yang bisa si buccu lakukan saat ini. Si buccu selalu bertanya-tanya dalam hatinya “tidakkah botto merasakan apa yang ia rasakan saat ini?” hatinya hancur, tak bisa lagi dibahasakan,bahkan tak ada satu katapun yang mampu mengungkapkan perasaan sakit hatinya. Entah alasan apa lagi yang mampu membuat si buccu tetap mempertahankan hubungannya dengan si botto.
Pernah suatu ketika, si buccu marah besar dan mengungkapkn keinginannya untuk mengakhiri hubungannya. Jelas si botto meng-iya-kan saja karena si botto berpikir “masih banyak pacar-pacarnya di luaran sana”.
Berat bagi si buccu untuk mengatakan keputusan itu tapi si buccu harus melakukannya. Siapa yang menyangka, mendengar suara si buccu menangis terisak-isak tapi si botto sama sekali tak tersentuh hatinya, si botto malah mengatakan sebuah kalimat yang membuat hati si buccu bertambah hancur. “kalau memang mw ko putus, PUTUS meq saja, toh kalo putusq bukan z yang rugi kok,”.
Derrrr....derRRR...DERrrr...!!!! bagi si buccu kata-kata itu lebih mengerikan dibandingkan suara petir yang menyambar pohon kelapa tetangganya.
RUGI??? Satu kata yang sangat menganggu pikiran si buccu. Memang... jika dipikir-pikir si bucculah yang akan dirugikan jika mereka putus, pasalnya si buccu selama ini yang selalu berusaha ngertiin si botto. Bukan soal materi tapi lebih dari itu. Yang si buccu tak habis pikir, kenapa si botto sama sekali tak punya sisi kemanusiaan saat mengatakan itu semua.
Si botto selalu saja mengatakan,” saya ini B.E.D.A dengan cowok-cowok lain”. Yagh!!! Bagi si buccu, kekasihnya memang sangat berbeda dengan laki-laki yang lain. BEDA untuk semua hal bahkan untuk sikap dan sifatnya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar